Caring
Perawat bekerja dalam profesi caring. Bagi orang awam, caring bisa dirasakan ketika mendapatkan
care dari orang lain atau melakukan care kepada orang lain. Namun setelah
berada di dunia keperawatan dan mempelajari caring,
maka caring menjadi lebih kompleks
dari yang dipikirkan.
Milton Mayeroff, dalam analisis tentang
makna caring dalam hubungan manusia
(Mayeroff, 1972), menggambarkan caring sebagai
suatu proses yang memberikan kesempatan pada seseorang (baik pemberi asuhan (carer) maupun penerima asuhan) untuk
pertumbuhan pribadi (Morrison & Burnard, 2008) .
Mayeroff memfokuskan caring dalam makna
yang paling umum dan analisisnya tidak berarti membatasi caring hanya pada sebuah klinik atau lingkungan perawatan
kesehatan, namun Mayeroff memikirkan semua hubungan caring baik personal, interpersonal, keluarga, spiritual,
terapetik, emosional, dll (Morrison & Burnard, 2008) .
I.
PENGERTIAN CARING SCIENCE
Caring science merupakan suatu orientasi human science dan kemanusiaan terhadap proses, fenomena, dan
pengalaman human caring (Muhlisin & Ichsan, September 2008) . Caring science, seperti juga science lainnya, meliputi seni dan
kemanusiaan. Transpersonal Caring mengakui
kesatuan dalam hidup dan hubungan-hubungan yang terdapat dalam lingkaran caring
yang konsentrik – dari individu, pada orang lain, pada masyarakat, pada dunia,
pada planet Bumi, pada alam semseta (Watson, 2004).
Watson
(1988) dalam George (1990) mendefinisikan caring
lebih dari sebuah exisestensial
philosophy, ia memandang sebagai dasar spiritual, baginya caring adalah
ideal moral dari keperawatan. Manusia akan eksistensi bila dimensi spiritualnya
meningkat ditunjukkan dengan penerimaan diri, tingkat kesadaran diri yang
tinggi, kekuatan dari dalam diri, intuitif. Caring sebagai esensi dari keperawatan berarti juga pertanggungjawaban hubungan
antara perawat-klien, dimana perawat membantu klien dalam mendapatkan
pengetahuan dan meningkatkan kesehatan.
II.
DASAR SCIENCE OF CARING
Watson mengidentifikasi banyak
asumsi dan beberapa prinsip dasar dari transpersonal caring. Watson meyakini
bahwa jiwa seseorang tidak dapat dibatasi oleh ruang dan waktu. Watson
menyatakan tujuh asumsi tentang science
of caring. Asumsi dasar
tersebut yaitu:
tersebut yaitu:
a. Caring dapat didemonstrasikan dan dipraktekkan dengan efektif
hanya secara interpersonal.
b. Caring terdiri dari carative factors yang menghasilkan kepuasan terhadap kebutuhan
manusia tertentu.
c. Efektif caring meningkatkan kesehatan dan pertumbuhan individu dan keluarga.
d. Respon caring menerima seseorang tidak hanya sebagai dia saat ini, tetapi
juga menerima akan jadi apa dia kemudian.
e. Lingkungan caring adalah sesuatu yang menawarkan perkembangan dari potensi
yang ada, dan di saat yang sama membiarkan sesorang untuk memilih tindakan yang
terbaik bagi dirinya saat itu
f.
Caring lebih “healthogenic” daripada curing.
g. Praktek caring merupakan sentral bagi keperawatan.
III.
ASPEK UTAMA CARING DALAM ANALISIS
o Pengetahuan
o Penggantian irama (belajar dari
pengalaman)
o Kesabaran
o Kejujuran
o Rasa percaya
o Kerendahan hati
o Harapan, dan
o Keberanian
IV.
FAKTOR CARATIVE DALAM CARING
Original carative factors kemudian dikembangkan oleh Watson
menjadi clinical caritas processes yang
menawarkan pandangan yang lebih terbuka (Watson, 2004), yaitu:
o Menerapkan perilaku yang penuh kasih
sayang dan kebaikan dan ketenangan dalam konteks kesadaran terhadap caring.
o Hadir dengan sepenuhnya dan
mewujudkan dan mempertahankan sistem kepercayaan yang dalam dan dunia kehidupan
subjektif dari dirinya dan orang dirawat.
o Memberikan perhatian terhadap
praktek-praktek spiritual dan transpersonal diri orang lain, melebihi dirinya
sendiri.
o Mengembangkan dan mempertahankan
suatu hubungan caring yang
sebenarnya, yang saling membantu dan saling percaya.
o Hadir untuk menampung dan mendukung
ekspresi perasaan positif dan negatif sebagai suatu hubungan dengan semangat
yang dalam dari diri sendiri dan orang yang dirawat.
o Menggunakan diri sendiri dan semua
cara yang diketahui secara kreatif sebagai bagian dari proses caring, untuk terlibat dalam penerapan caring-healing yang artistik.
o Terlibat dalam pengalaman belajar
mengajar yang sebenarnya yang mengakui keutuhan diri orang lain dan berusaha
untuk memahami sudut pandang orang lain.
o Menciptakan lingkungan healing pada seluruh tingkatan, baik
fisik maupun non fisik, lingkungan yang kompleks dari energi dan kesadaran,
yang memiliki keholistikan, keindahan, kenyamanan, martabat, dan kedamaian.
o Membantu terpenuhinya kebutuhan
dasar dengan kesadaran caring yang penuh
memberikan “human care essentials”, yang
memunculkan penyesuaian jiwa, raga dan pikiran, keholistikan dan kesatuan diri
dalam sebuah aspek care; dengan
melibatkan jiwa dan keberadaan secara spiritual.
o Menelaah dan menghargai misteri spiritual
dan dimensi eksistensial dari kehidupan dan kematian seseorang, “soul care” bagi diri sendiri dan orang
yang dirawat.
V.
HUBUNGAN ANTARA KEPERAWATAN DAN CARING
Caring merupakan inti atau fokus dalam
keperawatan sebagai bentuk praktik keperawatan profesional. Caring menurut Potter & Perry (2005)
adalah memberikan perhatian penuh kepada klien saat memberikan asuhan
keperawatan. Sedangkan menurut Kozier (1995), caring menekankan pada keteguhan hati, kemurahan hati, janji,
tanggung jawab, yang mempunyai kekuatan atau motivasi untuk melakukan upaya
memberikan perlindungan dan meningkatkan martabat klien (Sukesi, Mei 2013) .
McFarlane
(1976) mengartikan keperawatan sebagai proses “menolong, membantu, melayani, caring”, menunjukan bahwa keperawatan
dan caring adalah sesuatu yang tidak
terpisahkan dan pada saat yang sama mengindikasikan bahwa beberapa aktivitas
praktik dilakukan dalam proses caring
di lingkungan keperawatan. Sudut pandang ini juga diadopsi oleh Griffin (1980,
1983) yang membagi konsep caring
kedalam dua domain utama. Salah satu konsep caring
ini berkenaan dengan sikap dan emosi perawat, sementara konsep caring yang lain terfokus pada aktivitas
yang dilakukan perawaat saat melaksanakan fungsi keperawatannya (Morrison & Burnard, 2008) .
Griffin
(1983) menggambarkan caring dalam
keperawatan sebagai sebuah proses interpersonal esensial yang mengharuskan
perawat melakukan aktivitas peran yang spesifik dalam sebuah cara dengan
menyampaikan ekspresi emosi tertentu kepada resipien (Morrison & Burnard, 2008) . Aktifitas tersebut
meliputi membantu, menolong, dan melayani orang yang mempunyai kebutuhan
khusus. Proses ini dipengaruhi oleh hubungan antara perawat dengan pasien,
disaat emosi “menyukai” dan “kasih sayang” ditawarkan secara sementara sebagai
respons afektif penting yang diekspresikan melalui hubungan ini.
The
Briggs Report mengklaim bahwa keperawatan dulu merupakan profesi yang
didominasi oleh caring. Selain itu,
Chapman (1983) menyatakan bahwa salah satu alasan utama mengapa orang-orang
masuk ke keperawatan adalah karena keinginan ingin membantu dan merawat orang
lain yang paling membutuhkan (Morrison & Burnard, 2008) . Dikatakan Pratt
(1980) bahwa caring adalah kekuatan
pendorong utama yang memotivasi seseorang untuk masuk ke dalam profesi
keperawatan. Caring dapat ditujukan dalam
potensinya menentukan tingkat asuhan keperawatan yang dapat diterima dan
diinginkan dalam situasi praktik (Carper, 1979; Kitson 1987).
VI.
PROSES KEPERAWATAN DALAM TEORI CARING
Watson (1979) menegaskan bahwa
proses caring dalam keperawatan
memiliki langkah-langkah yang sama dengan proses riset ilmiah, karena proses
tersebut mencoba untuk menuntaskan masalah serta menemukan solusi yang terbaik.
VII.
MENGAPA PERAWAT HARUS CARE
Tiga aspek penting yang mendasari
keharusan perawat bersikap care yaitu
aspek kontrak, aspek etika, dan aspek spiritual dalam caring terhadap orang lain yang sakit. Dengan meringkas poin-poin
tersebut dan menyoroti posisi etis perawat, Fry (1988) menyatakan beberapa
petunjuk tentang caring.
o Caring harus dilihat sebagai nilai puncak atau nilai tertinggi
untuk membimbing tindakan seseorang
o Caring harus dipertimbangkan sebagai suatu yang bernilai
universal.
o Caring harus dipertimbangkan secara jelas karena perilaku tertentu
(empati, dukungan, simpati, perlindungan, dan lain-lain) diutamakan.
o Caring harus berkenaan dengan orang lain, harus berpikir untuk
menyejahterakan orang lain dan bukan menyejahterakan diri sendiri.
VIII.
KESIMPULAN
Kenyataan bahwa caring adalah kebutuhan manusia merupakan hal yang tidak dapat
disangkal. Caring yang berada di akar
sejarah keperawatan juga tidak perlu dipertanyakan. Melihat banyaknya manfaat caring, lebih baik caring sering diwujudkan dalam setiap interaksi antara perawat dan
klien, bukan hanya dianggap sebagai sesuatu yang sukar diwujudkan dengan alasan
beban kerja yang tinggi, atau askep
ruangan yang kurang baik dalam pengaturan manajemen. Mutu asuhan keperawatan
dapat di tingkatkan melalui pelaksanaan caring
yang baik, image perawat di
masyarakat harus di perbaiki serta membuat profesi keperawatan memiliki tempat
khusus di mata para pengguna jasa pelayanan kesehatan, bukan hanya sebagai
pelengkap penderita atau pembantu dokter.
Daftar Pustaka
Kozier, B. G. (1995). Foundamental
of nursing: concept, process and practice. California: Addison Wesley
Publishing Company.
Morrison, P., & Burnard, P.
(2008). Caring & Communicating : Hubungan Interpersonal Dalam
Keperawatan. Jakarta: EGC.
Muhlisin, A., & Ichsan, B.
(September 2008). Aplikasi Model
Konseptual Caring Dari Jean Watson Dalam Asuhan Keperawatan. Berita
Ilmu Keperawatan ISSN 1979-2697, Vol. 1 No. 3, 147-150.
Potter, P. &. (2005). Fundamental
of Nursing Concept; Process & Practice. Jilid 2. St.Louis: Mosby.
Sukesi, N. (Mei 2013). Upaya Peningkatan Caring Perawat Terhadap
Kepuasan Pasien Diruang Rawat Inap RS Permata Medika Semarang. Jurnal
Managemen Keperawatan. Volume 1, No 1, 15-24.
Watson, J. (2004). The Theory of
human caring. Retrieved from Http://www2.uchsc.edu/son/caring
2.uchsc.edu/son/caring
Comments
Post a Comment